Kamis, 13 Agustus 2009

Cermin Diri

Tatkala kudatangi sebuah cermin
Tampak sesosok yang sangat lama kukenal dan sangat sering kulihat
Namun aneh , sesungguhnya aku belum mengenal siapa yang kulihat

Tatkala kutatap wajah , hatiku bertanya . Apakah wajah ini yang kelak akan bercahaya bersinar indah di surga sana ?
Ataukah wajah ini yang kelak akan hangus legam di neraka Jahannam

Tatkala kutatap mata, nanar hatiku bertanya
Mata inikah yang akan menatap penuh kelezatan dan kerinduan….
Menatap Allah , menatap Rasulullah , menatap kekasih-kekasih Allah kelak ?
Ataukah mata ini yang terbeliak , melotot , menganga , terburai menatap Neraka Jahannam………..

Akankah mata penuh maksiat ini akan menyelamatkan ?
Wahai mata , apa gerangan yang kau tatap selama ini ?

Tatkala kutatap mulut , apakah mulut ini yang kelak akan mendesah penuh kerinduan .. Mengucap laa ilaaha ilallah saat malaikat maut datang menjemput ?

Ataukah menjadi mulut menganga dengan lidah menjulur , dengan lengking jeritan pilu yang akan mencopot sendi-sendi setiap pendengar.

Ataukah mulut ini menjadi pemakan buah zaqum jahannam ..yang getir
penghangus , penghancur setiap usus.
Apakah gerangan yang engkau ucapkan wahai mulut yang malang ?
Berapa banyak dusta yang engkau ucapkan ?

Berapa banyak hati-hati yang remuk dengan pisau kata-katamu yang
mengiris tajam
Berapa banyak kata-kata manis semanis madu yang palsu
yang engkau ucapkan untuk menipu ?
Betapa jarang engkau jujur.
Betapa langkanya engkau syahdu memohon agar Tuhan mengampunimu.

Tatkala kutatap tubuhku.
Apakah tubuh ini kelak yang akan penuh cahaya …
Bersinar , bersukacita , bercengkrama di surga ?
Atau tubuh ini yang akan tercabik-cabik hancur , mendidih , di dalam lahar membara jahannam , terpasung tanpa ampun , derita yang tak pernah berakhir
Wahai tubuh , berapa banyak maksiat yang engkau lakukan ?
Berapa banyak orang-orang yang engkau zalimi dengan tubuhmu ?
Berapa banyak hamba-hamba Allah yang lemah yang engkau
tindas dengan kekuatanmu ?
Berapa banyak perindu pertolongan yang engkau acuhkan tanpa peduli
padahal engkau mampu ?
Berapa banyak hak-hak yang engkau rampas ?

Ketika kutatap hai tubuh
Seperti apa gerangan isi hatimu
Apakah isi hatimu sebagus kata-katamu
Atau sekotor daki-daki yang melekat di tubuhmu
Apakah hatimu segagah ototmu
Atau selemah daun-daun yang mudah rontok
Ataukah hatimu seindah penampilanmu
Ataukah sebusuk kotoran-kotoranmu

Betapa beda ..betapa beda …apa yang tampak di cermin
dengan apa yang tersembunyi
Betapa beda apa yang tampak di cermin dan apa yang tersembunyi
Aku telah tertipu , aku tertipu oleh topeng
Betapa yang kulihat selama ini hanyalah topeng, hanyalah topeng belaka
Betapa pujian yang terhambur hanyalah memuji topeng
Betapa yang indah ternyata hanyalah topeng..
Sedangkan aku … hanyalah seonggok sampah busuk yang terbungkus
Aku tertipu , aku malu ya Allah
Allah ..selamatkan aku..Amin ya Rabbal `alamin

Selasa, 04 Agustus 2009

[Mutiara Hadist] Doa Rasulullah yang Ditolak Allah

Amir bin Said dari bapaknya meriwayatkan:

Satu hari Rasulullah SAW datang dari daerah berbukit. Setelah Rasulullah SAW sampai di masjid Bani Mu'awiyah, beliau masuk ke dalam masjid dan menunaikan shalat dua rakaat. Kami pun turut shalat bersama dengan Rasulullah SAW.

Kemudian Rasulullah SAW berdoa dengan agak panjang kepada Allah SWT.

Setelah selesai berdoa, Rasulullah SAW pun berpaling kepada kami lalu berkata:

"Aku telah memohon kepada Allah SWT tiga hal. Dari tiga hal itu, hanya dua hal yang Dia kabulkan sementar yang satu lagi ditolak. Tiga hal itu adalah:
1. Aku memohon kepada Allah SWT agar Dia tidak membinasakan umatku dengan musim susah (paceklik) yang berkepanjangan. Permohonanku ini dikabulkan oleh Allah SWT.
2. Aku memohon kepada Allah SWT agar umatku ini jangan dibinasakan dengan bencana tenggelam (seperti banjir besar yang telah melanda umat Nabi Nuh a.s.). Permohonanku yang ini pun dikabulkan oleh-Nya.
3. Aku memohon kepada Allah SWT agar umatku terbebas dari pertikaian sesama mereka (peperangan, percekcokan antara sesama umat Islam). Tetapi permohonanku yang ini tidak dikabulkan (telah ditolak) oleh-Nya."

Riwayat hadis di atas hingga kini masih menjadi bahan perdebatan di antara ahli hadis tentang kesahihannya. Beberapa ulama menyatakan hadis ini sahih, namun tak sedikit yang meragukan keasliannya dari Nabi SAW.

Namun, jika hal ini benar-benar pernah terjadi pada masa Rasulullah, tentunya kita butuh pemahaman yang pas tentang makna hadis ini.

Ditolaknya permohonan Nabi tidak harus dimaknai bahwa umat ini memang telah ditakdirkan harus berperang. Karena kalau seprti itu, maka hanya akan menjadi pembenar terhadap perilaku brutal sebagian umat yang sebenaranya hanya pemenuhan ego dan fanatisme golongan dan pemahaman belaka.

Kasus dalam hadis ini mungkin hampir mirip dengan kisah diijinkannya iblis untuk menggoda anak keturunan Adam a.s. hingga akhir masa. Hal ini tentu tidak bisa dimaknai bahwa anak keturunan Adam memang sudah ditakdirkan tergoda oleh tipu daya Iblis.

Kedua kasus di atas merupakan ujian bagi umat untuk belajar bagaimana mengendalikan ego dan nafsu-nafsu rendah. linabluwakum ayyukum ahsanu amala: Untuk menguji siapa di antara manusia yang melakukan kebajikan.
Wa Allah A'lam bi Ash-Shawab.taq/berbagai sumber

sumber : http://www.republika.co.id/berita/33705/Doa_Rasulullah_yang_Ditolak_Allah